
Dalam kondisi keuangan yang lagi seret, nggak sedikit orang yang nekat cari cara instan untuk dapet uang tunai. Salah satu yang sering jadi pilihan adalah jasa gestun alias gesek tunai. Buat yang belum familiar, gestun itu adalah praktik mencairkan limit kartu kredit lewat mesin EDC (Electronic Data Capture) yang seharusnya cuma dipakai untuk transaksi belanja barang atau jasa.
Tapi yang terjadi di jasa gestun, kamu bawa kartu kredit ke toko yang kelihatannya kayak toko biasa lalu kartu kamu digesek seolah-olah kamu belanja, padahal kamu cuma butuh uang cash. Nanti kamu dikasih uang tunai, tapi tentunya dengan potongan alias fee. Fee ini bisa lumayan besar lho, bisa 3%–10% tergantung tempat dan jumlah transaksi.
Nah, walaupun kelihatannya praktis, kenyataannya praktik gestun ini punya banyak risiko. Di artikel ini kita akan bahas tuntas mulai dari apa itu gestun, gimana cara kerjanya, risikonya, hingga solusi lain yang lebih sehat secara finansial. Yuk simak sampai habis.
Apa itu Gestun?
Mungkin kamu pernah lihat di media sosial, forum online, atau bahkan brosur di tempat nongkrong yang nawarin gestun. Kalimatnya manis banget: “Butuh uang cepat? Gesek kartu aja, cair langsung!” Tapi di balik semua itu, ada skema yang cukup rumit dan berisiko.
Secara garis besar, proses gesek tunai itu seperti ini:
Pemilik kartu kredit datang ke merchant atau toko penyedia jasa gestun.
Toko tersebut menggunakan mesin EDC untuk memproses “transaksi palsu” seolah-olah kamu beli barang.
Setelah transaksi berhasil, toko memberikan uang tunai kepada pemilik kartu, setelah dipotong biaya jasa.
Di laporan bank, transaksi ini akan tercatat sebagai pembelian barang, bukan tarik tunai.
Karena nggak terlihat sebagai tarik tunai, orang-orang yang pakai jasa ini berharap bisa terhindar dari bunga tarik tunai yang tinggi. Tapi… tunggu dulu. Justru di sinilah jebakan sebenarnya. Transaksi ini memang kelihatan seperti belanja, tapi pihak bank bisa mencurigai pola transaksi yang nggak wajar dan akibatnya bisa fatal.
Apakah Gestun Aman? Ini Risiko yang Wajib Kamu Tahu
Kalo kamu masih mikir, “ah yang penting uangnya cair, nanti juga bisa dibayar cicilan,” coba pikirin ulang deh. Di balik kemudahannya, ada sejumlah risiko besar yang ngintai:
Melanggar Aturan Bank dan OJK
Gestun itu illegal practice alias nggak dibenarkan dalam aturan penggunaan kartu kredit. Bank Indonesia (BI) dan OJK udah jelas melarang transaksi fiktif macam ini. Kalo ketahuan, kartu kredit kamu bisa langsung diblokir tanpa peringatan. Bahkan kamu bisa masuk daftar hitam perbankan.
Bunga dan Cicilan Tetap Jalan
Meskipun transaksi kamu tercatat sebagai pembelian, bank tetap bisa mengenakan bunga karena mereka mendeteksi pola abnormal. Jadi, nggak ada jaminan kamu bisa “mengelabui” sistem. Ujung-ujungnya malah tekor lebih banyak.
Penipuan dan Penyalahgunaan Data
Karena pelaku gestun ini nggak semuanya resmi, kamu juga berisiko jadi korban penyalahgunaan data. Bisa saja data kartu kredit kamu disalin dan disalahgunakan untuk transaksi ilegal. Pernah kejadian orang kena tagihan puluhan juta karena datanya bocor pas pakai jasa gestun.
Utang Menumpuk dan Sulit Dilunasi
Sifat gestun itu bikin orang jadi makin konsumtif. Karena uang tunainya terasa instan, banyak yang akhirnya kecanduan gesek sana-sini. Tanpa sadar, tagihan makin numpuk, bunga berjalan terus, dan kamu bisa terjebak dalam utang kartu kredit yang nggak ada habisnya.
Alasan Banyak Orang Masih Nekat Gestun
Meski risikonya besar, faktanya masih banyak banget yang nekat ambil jalan pintas ini. Kenapa? Ada beberapa alasannya:
Butuh dana darurat yang mendesak (kayak bayar rumah sakit, cicilan, atau kebutuhan keluarga)
Nggak bisa pinjam ke bank karena skor BI Checking jelek
Merasa ini satu-satunya jalan yang cepat dan “mudah”
Kurangnya edukasi soal risiko gestun dan alternatif lainnya
Padahal sebenernya, ada lho solusi yang lebih aman dan nggak bikin kamu terjebak dalam lingkaran utang. Salah satunya adalah dengan melakukan restrukturisasi atau negosiasi ulang cicilan yang menyesuaikan dengan kemampuan kamu.
Pertanyaan Umum (FAQ)
Gestun adalah singkatan dari gesek tunai, yaitu praktik mencairkan limit kartu kredit menjadi uang tunai melalui transaksi palsu di mesin EDC. Ini dilakukan seolah-olah pemilik kartu belanja, padahal yang diterima adalah uang cash.
Risikonya antara lain kartu kredit diblokir, bunga yang tetap berjalan, potensi penipuan, hingga data kartu disalahgunakan. Dan yang paling parah, kamu bisa terlilit utang yang makin besar.
Sekilas iya, tapi dalam jangka panjang justru bikin kamu tambah pusing karena harus bayar tagihan dan bunga yang besar. Lebih baik cari solusi yang aman dan legal seperti restrukturisasi utang.
Gestun mungkin terlihat seperti solusi cepat di tengah kebutuhan mendesak, tapi risikonya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Jangan sampai niatnya cari solusi, malah terjebak dalam utang dan masalah hukum.
Kalau kamu sudah mulai merasa kewalahan dengan cicilan kartu kredit, pinjaman online, atau tagihan bulanan yang terus membengkak, sekarang waktunya ambil langkah bijak. Jangan tunggu sampai semuanya makin rumit.