Pernah nggak sih, kamu lagi pusing banget sama kerjaan, suntuk sama keadaan, atau cemas mikirin masa depan, eh… tahu-tahu udah checkout barang di keranjang oranye? Mungkin cuma beli kopi kekinian, skincare baru, atau baju yang lagi viral. Alasannya klasik: “it’s for my healing” atau “self-reward, kan udah kerja keras.”

Sekali dua kali mungkin nggak masalah. Tapi kalau kebiasaan ini terus berlanjut setiap kali kamu merasa tertekan, waspada! Bisa jadi kamu sedang terjebak dalam fenomena yang disebut doom spending.

Secara sederhana, doom spending adalah kebiasaan belanja impulsif yang dipicu oleh perasaan cemas, stres, dan pesimis terhadap masa depan, baik itu soal ekonomi, karier, atau bahkan isu global. Belanja dijadikan semacam pelarian singkat, sebuah “obat penenang” instan yang sayangnya, punya efek samping jangka panjang yang mengerikan bagi dompetmu. Kamu merasa mendapat sedikit kontrol dan kebahagiaan sesaat, padahal di baliknya ada tagihan yang siap menanti.

Artikel ini akan mengupas tuntas soal doom spending, kenapa kita gampang banget terjebak di dalamnya, dan yang terpenting, bagaimana cara keluar dari lingkaran setan ini, bahkan jika kamu sudah terlanjur terlilit utang pinjol.

Kenapa Sih Kita Gampang Banget Kena Doom Spending?

Kebiasaan ini bukan murni salahmu, kok. Ada banyak faktor psikologis dan eksternal yang mendorong kita untuk mencari pelampiasan lewat belanja. Memahaminya adalah langkah pertama untuk bisa mengatasinya.

Jebakan FOMO dan Godaan Media Sosial

Coba buka Instagram atau TikTok sekarang. Kamu pasti akan dibanjiri konten haul, rekomendasi barang, sampai gaya hidup mewah para influencer. Secara nggak sadar, ini menanamkan perasaan “takut ketinggalan” atau FOMO (Fear of Missing Out). Kita jadi merasa “kurang” kalau nggak punya barang yang sedang tren. Media sosial menciptakan standar hidup yang seringkali nggak realistis, mendorong kita untuk terus membeli demi validasi dan perasaan menjadi bagian dari sesuatu, padahal itu semua hanya ilusi yang menguras isi rekening.

Kebutuhan Akan Kontrol dan Kepuasan Instan

Di tengah dunia yang terasa kacau dan nggak bisa diprediksi, tindakan sederhana seperti “klik beli” memberikan ilusi kontrol. Kamu mungkin nggak bisa mengontrol inflasi atau kariermu, tapi kamu bisa mengontrol apa yang masuk ke keranjang belanjamu. Kepuasan yang didapat pun instan. Barang dibeli, perasaan senang datang seketika. Sayangnya, kepuasan ini sangat singkat dan seringkali diikuti penyesalan, menciptakan siklus belanja-emosional yang nggak sehat.

Biaya Hidup yang Makin Mencekik dan Lingkaran Setan Utang

Salah satu pendorong terbesar doom spending di kalangan anak muda saat ini adalah tekanan ekonomi. Rasanya, semua usaha yang kita lakukan seolah nggak sebanding dengan realita biaya hidup yang terus meroket.

Gaji Stagnan, Harga Naik: Dilema Banyak Orang

Kita berada di era di mana harga kebutuhan pokok, sewa tempat tinggal, transportasi, bahkan sekadar untuk nongkrong, semuanya naik. Sementara itu, kenaikan gaji seringkali nggak bisa mengejar laju inflasi. Muncul pemikiran pesimis seperti, “Nabung juga buat apa? Beli rumah kayaknya mustahil.” atau “Gaji UMR cuma numpang lewat.” Pikiran-pikiran inilah yang menjadi pembenaran untuk melakukan doom spending. Logikanya bergeser dari “menabung untuk masa depan” menjadi “menikmati uang selagi ada, toh besok juga habis.”

Dari “Coping Mechanism” Menjadi Tagihan Pinjol yang Menumpuk

Awalnya, doom spending mungkin masih menggunakan sisa gaji atau tabungan. Tapi lama-kelamaan, saat kebiasaan ini menjadi candu dan sumber dana menipis, pintu lain yang terlihat mudah pun terbuka: pinjaman online (pinjol). Godaan “beli sekarang, bayar nanti” atau pinjaman tunai dengan syarat mudah menjadi jalan pintas untuk terus membiayai gaya hidup atau sekadar pelarian emosional ini. Satu kali pinjam mungkin terasa ringan, tapi tanpa sadar, kamu sudah membuka gerbang menuju masalah finansial yang jauh lebih besar.

Efek Bola Salju: Satu Utang Menutupi Utang Lain

Inilah babak paling berbahaya. Ketika tagihan pinjol pertama jatuh tempo, sementara gaji sudah habis untuk kebutuhan lain (dan doom spending lainnya), kepanikan muncul. Solusi yang sering diambil? Gali lubang, tutup lubang. Mengambil pinjaman dari aplikasi lain untuk menutupi utang di aplikasi sebelumnya. Bunga berbunga, denda menumpuk, dan tanpa disadari, kamu sudah terjebak dalam bola salju utang yang terus membesar. Stres yang awalnya ingin kamu hilangkan dengan belanja, kini justru berlipat ganda karena lilitan utang.

Tanda-Tanda Kamu Mungkin Terjebak Doom Spending

Coba jujur pada diri sendiri. Apakah beberapa tanda di bawah ini terasa familiar buatmu?

  • Belanja Saat Emosi Gak Stabil: Kamu paling sering membuka aplikasi e-commerce saat sedang sedih, marah, cemas, atau bosan.
  • Merasa Menyesal Setelah Belanja: Setelah paket datang atau euforia belanja mereda, kamu malah merasa bersalah, cemas, atau menyesal.
  • Menyembunyikan Pembelian: Kamu sengaja menyembunyikan barang belanjaan atau jumlah tagihan dari pasangan atau keluarga karena tahu mereka tidak akan setuju.
  • Tagihan Membengkak Tanpa Disadari: Kamu kaget melihat total tagihan kartu kredit atau pinjol di akhir bulan, bahkan lupa sudah membeli apa saja.

Jika kamu mengangguk pada beberapa poin di atas, jangan khawatir. Mengakuinya adalah langkah pertama menuju perbaikan.

Sudah Terlanjur Pusing dengan Tagihan? Jangan Hadapi Sendirian, Ada Jalan Keluarnya

Bagaimana jika semua nasihat tadi terasa sulit diterapkan karena kondisi keuangan sudah terlanjur rumit? Kamu mungkin sudah merasa terbebani dengan tagihan yang terus berjalan, bunga yang terasa berat, dan komunikasi yang kurang nyaman terkait kewajibanmu.

Tenang, perasaan seperti itu sangat wajar, dan ini bukan akhir dari segalanya. Kepanikan seringkali tidak membantu. Justru di saat seperti inilah, berdiskusi dengan pihak profesional yang memahami situasimu bisa membuka jalan baru. Di sinilah Bisalunas hadir untuk mendampingimu.

Program Ringan dari Bisalunas: Bantuan Mediasi Profesional untuk Anda

Perlu dipahami, Bisalunas bukanlah lembaga pemberi pinjaman. Kami adalah mitra Anda untuk mencari solusi. Layanan utama kami, Program Ringan, adalah sebuah program pendampingan dan mediasi. Tim kami akan berperan sebagai jembatan komunikasi antara Anda dan penyedia pinjaman online untuk mendiskusikan opsi-opsi yang ada. Tujuannya adalah untuk membantu mengupayakan keringanan, seperti penyesuaian jadwal pembayaran atau potensi keringanan lainnya, agar Anda dapat menangani tanggungan dengan skema yang lebih terkelola.

Mengapa Berdiskusi dengan Bisalunas?

Menangani persoalan finansial sendirian bisa sangat menguras energi dan pikiran. Dengan berdiskusi bersama Bisalunas, Anda mendapatkan teman bicara yang bisa melihat situasi secara lebih objektif. Kami akan membantu memetakan masalah dan mendampingi Anda dalam proses komunikasi yang mungkin terasa rumit. Ini memungkinkan Anda untuk bisa lebih tenang dan fokus pada hal-hal penting lainnya dalam hidup. Tim kami memiliki pemahaman dalam alur komunikasi penagihan sehingga dapat membantu Anda dalam proses untuk mendapatkan skema pembayaran yang lebih sesuai dengan kemampuan.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Doom spending adalah istilah untuk menggambarkan perilaku belanja impulsif yang dilakukan sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif seperti stres, kecemasan, dan pesimisme tentang masa depan. Ini adalah bentuk pelarian emosional sesaat yang seringkali berujung pada masalah finansial.

Bedanya terletak pada pemicu dan frekuensinya. Belanja untuk hiburan (misalnya, menabung untuk membeli tiket konser) biasanya lebih terencana dan tidak didasari oleh emosi negatif yang mendesak. Sementara itu, doom spending bersifat reaktif, impulsif, dan seringkali terjadi sebagai respons langsung terhadap perasaan cemas atau tertekan, serta sering diikuti rasa penyesalan.

Langkah pertama adalah menyadari pemicunya. Ciptakan jeda sebelum membeli (misalnya, tunggu 24 jam), cari alternatif aktivitas pelepas stres yang gratis, buat anggaran yang jelas, dan berhenti mengikuti akun-akun media sosial yang memicu keinginan belanja. Jika sudah terlanjur terlilit utang, jangan ragu mencari bantuan profesional seperti Bisalunas.

Jangan biarkan doom spending dan lilitan utang mengendalikan hidupmu. Kamu punya kekuatan untuk mengubahnya. Hubungi tim Bisalunas untuk konsultasi dan temukan jalan keluar terbaik dari masalah finansialmu.